Selasa, 21 Desember 2010

MURID YANG DIKASIHI

Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi
      Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu
      mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus (Yohanes 21:20)


 Waktu remaja, tatkala membaca Injil Yohanes, saya merasa heran
  dengan kata "murid yang dikasihi Yesus". Lama kemudian baru saya
  mengerti bahwa itu merupakan pembahasaan saja. Sebab, istilah itu
  merujuk pada Yohanes sendiri sebagai penulis.

  Jika belum dipahami benar, pernyataan itu seolah-olah bisa membentuk
  pengertian bahwa Yesus paling mengasihi Yohanes, lebih daripada
  murid-murid yang lain. Bahwa Yesus memiliki "lingkaran dalam",
  berisi orang-orang yang lebih Dia perhatikan, setelah itu baru
  meluas ke "lingkaran luar". Lebih parah lagi jika kemudian muncul
  pemikiran bahwa Yesus itu pilih kasih; bahwa Yesus lebih mengasihi
  mereka yang kaya, tampan, terkenal di gereja, yang suka menyanyi di
  panggung gereja, dan sebagainya. Bahwa para pengkhotbah terkenal,
  pendeta hebat, mereka yang mengundang mukjizat, adalah anak-anak
  emas yang lebih dikasihi Tuhan Yesus. Itu salah!

  Pengertian baru yang saya peroleh adalah bahwa Yohanes tidak pernah
  menulis bahwa Yesus mengasihinya lebih dari yang lain. Namun, ketika
  menulis tentang dirinya sendiri, ia sungguh merasa sebagai "pribadi
  yang dikasihi" (the beloved). Yohanes menyatakan bahwa ia begitu
  tenggelam dalam kasih karunia Tuhan. Dan, itu terbawa dalam detak
  napasnya, dalam ingatannya, bahkan dalam gerakan penanya, bahwa ia
  dikasihi, ia dikasihi, ia dikasihi. Itu mengubah seluruh cara
  pandang saya. Bahwa Tuhan tidak membedakan kasih-Nya. Dan, saya pun
  melihat bahwa saya dikasihi, saya dikasihi, saya dikasihi. Sayalah
  murid yang dikasihi Yesus --HSL

             ANDA-DENGAN SEGALA KEBERADAAN ANDA SAAT INI
                ADALAH MURID YANG SANGAT YESUS KASIHI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar